STRATEGI SISTEM MANAJEMEN AGROINDUSTRI BERBASIS XILANASE

Produk enzim terutama xilanase masih relatif baru di Indoneia. Xilanase belum banyak dikenal di kalangan pengusaha maupun pengguna walaupun pemanfaatannya sangat luas dan mempunyai dam-pak positif terhadap lingkungan (clean processing). Berdasarkan hal tersebut, maka perlu mengadopsi kebutuhan dan teknologinya serta mensosialisasikan pemanfaatannya.

Rekayasa prosedur produk baru melalui beberapa tahap kegiatan dapat dilihat pada Gambar 2 (Gumbira-Said, 2001).

a. Misi bisnis
Pengembangan produk enzim secara umum atau xilanase khususnya merupakan produk baru di Indonesia. Misi bisnis sudah cukup jelas, yaitu
1. Untuk mendorong dan memberikan motivasi bagi pengusaha untuk pengembangan industri enzim yang selama ini masih impor.
2. Proses enzimatis ialah proses bersih lingkungan, terutama untuk xilanase yang dimanfaatkan untuk pemutih kertas. Hal ini sudah sangat perlu dikembangkan di Indonesia yang saat ini sudah sarat dengan pencemaran lingkungan.
3. Dengan menggunakan bahan baku terbarukan (renewable raw material) yang ekonomis dari limbah pertanian untuk proses produksi enzim ini maka akan meningkatkan nilai tambah bagi petani.

b. Identifikasi kebutuhan Identifikasi kebutuhan masih perlu dicari. Misalkan kebutuhan yang sangat penting untuk disosialisasi saat ini, yaitu untuk pemutih kertas, kemudian campuran pakan ternak, penjernih sirup, dan pembuatan gula xilosa. Kalau industri kertas mampu mensubstitusi 30% kebutuhan khlorin dengan enzim xilanase, maka dapat diperkirakan kebutuhan produk per bulan atau per tahun. Upaya pengembangan industri enzim ini perlu mempromosikan kelebihan enzim dalam bioproses industri, pakan, makanan, dan minuman, kemudian mensosialikannya.

c. Mapankan kebutuhan produk
Setelah sosialisasi penggunaan enzim, maka akan terlihat kebutuhan pasar dan karakterisasi enzim yang diinginkan.

d. Analisis produk kompetitif
Produk kompetitif dalam hal ini ialah xilanase impor. Seandainya enzim tersebut diproduksi di dalam negeri maka diharapkan harganya lebih murah sehingga dapat bersaing. Indonesia merupa-kan negara yang kaya akan peng-anekaragaman hayati. Potensi tersebut dapat digali untuk men-cari isolat unggul ataupun bahan terbarukan yang ekonomis sehingga biaya produksi dapat ditekan dengan hasil yang maksimal dan harga dapat bersaing.

e. Bangkitkan konsep
Kebutuhan produk yang sudah mapan maka konsep dapat dibangkitkan melalui manajemen proyek berbasis inovasi. Perlu adanya kerja sama antara peneliti sebagai penemu teknologi, pengusaha sebagai pengguna, dan petani sebagai pemasok bahan baku. Konsep ini dapat dibangkitkan pada pengusaha pengguna itu sendiri, misalkan pabrik kertas akan memproduksi enzim dengan kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan pabrik tersebut atau enzim di produksi oleh produsen khusus enzim yang kemudian dipasarkan di pabrik kertas, pakan ternak, industri makanan, dan minuman.

f. Seleksi konsep
Suatu perusahaan atau agroindustri harus mempunyai konsep berwawasan pemasaran. Hal tersebut dikemukakan pula oleh Deming (1986), Juran (1995) maupun Crosby (1989), yaitu mu-lai dari pasar yang didefinisikan dengan baik, memusatkan per-hatian pada kebutuhan pelang-gan, mengkoordinasikan semua kegiatan yang bersangkutan dengan pelanggan dan menghasilkan keuntungan melalui kepuasan pelanggan. Seleksi konsep ha-rus didasarkan pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar, sasaran serta memberikan ke-puasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien untuk dapat bersaing. 

No comments :